Senin, 12 November 2018

Permasalahan - Permasalahan Sungai


PERMASALAHAN-PERMASALAHAN SUNGAI

1.1       Pengertian Sungai
Sungai merupakan jalan air alami mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain.Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.
Sungai dapat dibedakan menurut jumlah airnya :
1.      Sungai Permanen yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
2.      Sungai Periodik yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
3.     Sungai intermittent atau sungai episodik yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.

4.      Sungai ephemeral yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

Hidrolika Sungai
Jenis jenis aliran di Sungai :
·         Sungai adalah salah satu jenis saluran terbuka yang terbentuk secara alamiah oleh proses jutaan tahun.
·         Aliran-aliran yang terjadi di sungai, adalah aliran-aliran yang mengikuti kondisi atau kaidah-kaidah aliran saluran terbuka (open channel flow).
·         Aliran di sungai merupakan aliran saluran terbuka alami yang merupakan gambaran aliran riil di lapangan.
·         Beragam variabel yang akan mempengaruhi dalam kita menganalisis aliran di sungai, seperti geometri sungai, morfologi sungai, kekasaran saluran, dll.
Aliran adalah kondisi dimana berpindah tempatnya suatu fluida (zat cair dan gas) dari satu tempat ketempat lain akibat pengaruh gravitasi maupun pengaruh beda tekanan. Dalam aliran ini dimungkinkan terjadinya perubahan bentuk, volume maupun massa zat tersebut.Intinya, pada aliran terjadi pergerakan partikel-partikel fluida.
Aliran fluida dapat terbagi atas:
1.      Aliran akibat sifat-sifatnya, yaitu aliran akibat kekentalan (viskositas) dan angka Froude
  1. Aliran akibat parameter waktu dan tempat, yaitu aliran seragam (uniform) dan aliran mantap (steady).
  2. Aliran berdasarkan wadah mengalirnya, yaitu aliran pipa dan aliran saluran terbuka.


  1. Aliran berdasarkan penyebab gerak, yaitu aliran bertekanan dan aliran gravitasi.
Aliran akibat kekentalan atau viskositas :
Aliran akibat kekentalan atau viskositas adalah aliran yang terjadi dengan melihat kekntalan aliran tersebut yang gambarkan melalui angka Reynols-nya.
·         Aliran Laminer, adalah aliran dengan angka Reynolds (Re) di bawah 500-2000. Biasanya dicirikan dengan lintasan partikel fluida yang mengalir lurus.
·         Aliran Turbulen, adalah alirandengan angka Reynolds (Re) berada di antara  dengan angka Reynolds (Re) di atas 4000. Biasanya dicirikan dengan lintasan partikel fluida yang mulai terganggu.
·         Aliran Transisi, adalah aliran 2000-4000. Dicirikan dengan lintasan partikel fluida yang sangat terganggu/acak.

Hidrologi Sungai
Beberapa pengertian pengertia tentang Hidrologi :
-          Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari masalah air
-          Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tentang seluk beluk proses kejadian, distribusi dan besaran air, serta interaksi dan pengaruhnya terhadap kehidupan dan lingkungan (Chow.V.T, 1964).
-          Hidrologi Teknik,  adalah mencakup pada bagian ilmu hidrologi itu sendiri dalam penerapannya untuk perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan proyek-proyek teknik bagi pengaturan dan pemanfaatan air bagi kebutuhan manusia
Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerus mengenai keberadaan air yang ada di muka bumi, namun mekanisme yang terjadi didalamnya tidak berlangsung secara terus menerus, karena proses didalamnya tergantung pada kondisi suatu geografi suatu wilayah dan waktu.
Proses-proses siklus hidrologi  (siklus kecil) adalah:
  1. Evaporasi, yaitu penguapan air permukaan (di laut, danau atau sungai) dan Transpirasi, yaitu penguapan dari tumbuhan.
  2. Kondensasi (perubahan / penumpukan awan)
  3. Presipitasi (hujan)
Proses-proses siklus hidrologi  (siklus besar) adalah:
  1. Evaporasi, yaitu penguapan air permukaan (di laut, danau atau sungai) dan Transpirasi, yaitu penguapan dari tumbuhan.
  2. Kondensasi (perubahan / penumpukan awan)
  3. Presipitasi (hujan)
  4. Limpasan permukaan (surface run off)
  5. Infiltrasi
  6. Perkolasi
  7. Aliran air tanah (ground water flow)


Untuk Lebih Lengkap silahkan Download 
( Unduh )

Rabu, 07 November 2018

Makalah Drainase Jalan Raya

Makalah Drainase Jalan Raya

1.1       Latar Belakang
1.
Kostruksi jalan raya sebagai sarana transportasi adalah merupakan unsur yang sangat penting dalam usaha meningkatkan kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya. Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai mahluk sosial manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, maka dengan adanya prasarana jalan ini, maka hubungan antara suatu daerah dengan daerah lain dalam suatu negara akan terjalin dengan baik. Sarana yang dimaksud disini adalah sarana penghubung yang melalui ndarat, laut dan udarah. Dari ketiga sarana tersebut, akan ditinjau prasarana yang melalui darat.

Dalam perencanaan geometrik termasuk juga perencanaan tebal perkerasan jalan, karena dimensi dari perkerasan merupakan bagian dari perencanaan geometrik sebagai suatu perencanaan jalan seutuhnya. Bertambahnya jumlah dan kualitas kendaraan dan berkembangnya pengetahuan tentang kelakukan pengendara serta meningkatnya jumlah kecelakaan, menuntut perencanaan geometrik supaya memberikan pelayanan maksimum dengan keadaan bahaya minimum dan biaya yang wajar.

Perancangan geometrik jalan tentunya akan berdampak terhadap lingkungan sekitar. Dampak yang ditimbulkan tentunya ada yang baik tapi juga ada yang buruk. Yang akan dibahas dalam tulisan ini ialah rencana drainase jalan, dampak pemotongan bukit terhadap lingkungan, dampak pengurugan lembah terhadap lingkungan, pembangunan jalan yang melalui jalan terhadap lingkungan, dan rancangan jalan yang akrab lingkungan dan berkelanjutan.

1.2       Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas ialah:
2.1.   Apa itu drainase jalan dan bagaimana perancangan drainase jalan?
2.2.   Apa dampak pemotongan bukit/tebing terhadap lingkungan?
2.3.   Apa dampak pengurugan lembah terhadap lingkungan?
2.4. Apa dampak pembangunan jalan yang melalui hutan terhadap lingkungan?
2.5.   Bagaimana rancangan jalan yang akrab lingkungan dan berkelanjutan?

1.3       Tujuan

Tujuan dari makalah ini agar dapat memberikan gambaran mengenai dampak perancangan geometrik jalan terhadap lingkungan.

1.4        Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari makalah ini ialah:
1. Dapat mengetahui tentang drainase jalan dan perancangan drainase jalan
2. Dapat mengetahui tentang dampak pemotongan bukit terhadap lingkungan
3. Dapat mengetahui tentang dampak pengurugan lembah terhadap lingkungan
4. Dapat mengetahui tentang dampak pembangunan jalan yang melalui hutan terhadap lingkungan
5.  Dapat mengetahui tentang perancangan jalan yang akrab lingkungan dan berkelanjutan
  

2.1       Drainase Jalan

Drainase  merupakan  salah  satu  fasilitas  dasar  yang  dirancang  sebagai  sistem  guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota  (perencanaan infrastruktur khususnya).
Berdasarkan fungsinya Drainase dapat diklasifikan menjadi 2 yaitu:

2.1.1  Drainase Permukaan

Drainase Permukaan ialah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian air permukaan. Sistem drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya berfungsi sebagai berikut:
1)   Membawa air hujan dari permukaan jalan ke pembuangan air
2)   Menampung air tanah (dari subdrain) dan air permukaan yang mengalir  menuju jalan
3)   Membawa air menyebrang alinyemen jalan secara terkendali
Dua fungsi yang pertama dikendalikan oleh komponen drainase memanjang, sementara fungsi ketiga memerlukan bangunan drainase melintang, seperti culvert, gorong-gorong, dan jembatan.

MANAJEMEN KONSTRUKSI

PAPER MANAJEMEN KONSTRUKSI
KONSEPSI DAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Pengertian
Proyek merupakan Rangkaian kegiatan yang dilakukan waktu tertentu, Alokasi sumber daya tertentu, dan Untuk mencapai sasaran tertentu yang dilaksanakan atas dasar permintaan seseorang owner atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu  tujuan tertentu dan di laksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai keinginan daripada owner dan spesifikasi proyek.

1.2  Ciri – Ciri

1.      Memiliki  tujuan  khusus
Yaitu menghasilkan barang dan jasa
2        Memerlukan input
Berupa factor-factor produksi atau sumber daya seperti modal, tanah dan material, peralatan, tenaga pegawai dan kepemimpinan.
3        Bersifat  sementara
Dalam artian umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir di tentukan dengan jelas
4        Non rutin
Artinya tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung

1.3  Kriteria
Suatu proyek dapat berhasil maka harus memiliki beberapa kreteria sebagai berikut:

1.      Menggambarkan Realitas situasi pengambilan keputusan
2.      Kapabel Artinya Proyek tersebut mampu untuk dilaksanakan
3.      Fleksibel Artinya mudah dan cepat dalam menghasilkan produk yang di harapkan
4.      Mudah diimplementasikan Artinya ketika seorang perancang proyek merancang sebuah bangunan maka diharapkan kepada para tukang agar dapat melaksanakan atau mengimplementasikan rancangan tersebut dengan mudah dan sebaik-baiknya. 
5.      Cost  efectiveness
Menurut Shepard (1979) dalam First Principles Of Cost-Effectiveness Analysis in Health, CE adalah suatu metode untuk menentukan program mana yang dapat menyelesaikan tujuan tertentu dengan biaya minimum. Dalam artian CE  merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai biaya atau pun dana yang terbaik bila terdapat beberapa pilihan yang berbeda dengan tujuan yang sama namun tetap ekonomis.

1.4  Timbulnya Proyek
Dalam prakteknya, timbulnya suatu proyek disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
  • Adanya permintaan pasar. Artinya adanya suatu kebutuhan dan keinginan dalam masyarakat yang harus disediakan. Hal mi disebabkan karena jenis produk yang tersedia belum mencukupi atau memang belum ada sama sekali.
  • Untuk meningkatkan kualitas produk. Bagi perusahaan tertentu proyek dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas atau mutu suatu produk. Hal mi dilakukan karena tingginya tingkat persaingan yang ada.
  • Kegiatan pemerintah. Artinya merupakan kehendak pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat atas suatu produk atau jasa, sehingga perlu disediakan berbagai produk melalui proyek-proyek tertentu.
  • Serta adanya keperluan mendesak. Ada saat dimana sebuah proyek berjalan tanpa direncanakan jauh hari sebelumya. Hal ini dilakukan demi kepentingan bersama. Misalnya pembuatan saluran jalan, karena saluran tersebut tidak dapat menampung air akibat hujan
1.5  Macam – Macam Proyek
Macam - macam proyek menurut R.D ACHIBALT (1976) :
  1. Proyek Kapital adalah proyek yang biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah meliputi : pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan, desain mesin, dan kostruksi guna pembangunan instalasi pabrik baru.Contoh: Proyek pengadaan alat kalibrasi untuk meter gas yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Gas Negara
  2. Proyek pengembangan produk baru adalah kegiatan untuk menciptakan produk baru yang biasanya merupakan gabungan antara proyek kapital dan proyek riset dan pengembangan.Contoh : Proyek pembuatan mobil dengan menggunakan bahan bakar listrik
  3. Proyek penelitian dan pengembangan adalah kegiatan untuk melakukan penelitian dengan sasaran yang ditentukan. proyek ini dapat berupa proyek yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk Contoh : Proyek membuat robot yang difungsikan untuk membantu pekerjaan rumah tangga
  4. Proyek sistem informasi adalah kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan alat-alat pemrosesan data (data processing) personal dan alat-alat lainnya. contoh : Proyek sistem gudang yang dalam penginputan data barang masih secara manual dan sekarang telah dibuat secara on-line
  5. Proyek yang berkaitan dengan manajemen perusahaan adalah perusahaan merancang reorganisasi, perusahaan merancang program efisiensi, dan penghematan merancang diverisifikasi contoh : Proyek penerimaan karyawan yang dilakukan dengan menggunakan sistem penujang keputusan yang dimaksudkan supaya karyawan yang diterima dalam perusahaan benar-benar karyawan yang mempunyai potensi dan lebih tepat dalam penerimaan posisi
1.6  Proyek dan Program
      Kalau dilihat dari sifat maupun karakteristik yang ada dalam rangkaian aktivitas atau pekerjaan sehari – hari di dalam organisasi (perusahaan), maka dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu aktivitas operasional (program/process) dan aktivitas proyek (project), dan diantara kedua jenis aktivitas ini memiliki persamaan yaitu dilaksanakan oleh sumber daya manusia, membutuhkan sumberdaya dan melalui sederetan proses perencanaan, pengolahan dan pengendalian yang sistematis
Perbedaan mendasar dari kedua aktivitas tersebut, jika dilihat dari sifat aktivitas dapat dijelaskan bahwa aktivitas operasional (program/process) merupakan aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang sepanjang waktu artinya bersifat kontinyu (terus menerus) dengan skala aktivitas lebih luas dan penggunaan sumber daya yang besar sehingga aktivitas operasional ini merupakan kumpulan bermacam–macam proyek, sementara aktivitas proyek merupakan aktivitas yang unik dan berlangsung dalam batas waktu tertentu artinya bersifat sementara dalam jangka waktu terbatas dengan sumber daya tertentu serta memiliki sasaran yang jelas
Jika dilihat dari karakteristik pada kedua aktivitas diatas, maka dapat dijelaskan dalam tabulasi sebagai berikut:
Karakteristik Aktivitas
Operasional
Proyek
Sifat kegiatan
Pasif dan rutin
Dinamis dan non rutin
Siklus kegiatan
Relatif panjang
Relatif pendek
Intensitas kegiatan
Relatif sama (tetap)
Berubah – ubah
Landasan kegiatan
Anggaran dan penjadu-alan tidak tajam
Semua kegiatan didasarkan anggaran dan penjadualan
Komponen kegiatan
Jenis aktivitas relatif sedikit
Jenis aktivitas relatif banyak dengan berbagai ilmu
Kebutuhan Sumberdaya
Relatif konstan (macam maupun volumenya)
Berubah – ubah (macam maupun volumenya)




BAB II
KONSEP MANAJEMEN PROYEK

2.1  Pengertian
Manajemen berasal dari kata to manage, yang berarti mengelola. Namun secara konseptual manajemen berarti suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen, dengan memberdayakan sumber daya manajemen dalam rangka mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Robbins dan Coulter (2002:6) mendefinisikan manajemen sebagai: “…as the process of coordinating work activities so that they are completed efficiently and effectively with and through other people”. Artinya manajemen adalah suatu proses pengoordinasian pekerjaan sehingga semua pekerjaan tersebut dapat disempurnakan dengan dan melalui orang lain secara efektif dan efisien. Proses manajemen merupakan pelaksanaan fungsi atau aktivitas utama yang saling berkaitan oleh manajer. Proses manajemen dilakukan dengan atau melalui orang lain, artinya manakala proses manajemen dilakukan dengan orang lain, ada penggerakan para bawahan oleh manajer untuk saling bekerja sama (manajer dan para anak buahnya) melakukan aktivitas pekerjaan sesuai prinsip manajemen; selanjutnya untuk proses manajemen yang dilakukan melalui orang lain menunjukkan adanya desentralisasi dan koordinasi pekerjaan dengan orang lain atau pihak lain atau unit lain sehingga pekerjaan tersebut dapat dituntaskan sesuai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Manajemen proyek adalah suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. (Iman Soeharto, 1999)
Manajemen proyek menurut H. Kurzner adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Oleh sebab itu maka konsep manajemen proyek meliputi :
1.      Proyek merupakan suatu kegiatan yang sifatnya sementara dengan tujuan tertentu dan memanfaatkan sumber – sumber daya
2.      Manajemen proyek adalah proses pencapaian tujuan proyek dalam suatu wadah tertentu
3.      Manajemen proyek meliputi langkah - langkah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penyelesaian proyek
4.      Kendala / hambatan proyek adalah spsifikasi kerja, jadwal waktu dan dana
5.      Bentuk organisasi atau wadah yang dimaksud dalam manajemen proyek adalah organisasi fungsional, coordinator, gugus tugas (task force) dan matrik

Alasan pemilihan manajemen proyek adalah :
·         Tingkat kesulitan dalam tugas – tugas yang diperintahkan meningkat
·         Cepatnya perkembangan Teknik baik teori maupun praktek
·         Biaya meningkat, lamanya bias dipakai suatu barang menurun dan hilangnya nilai suatu barang
·         Resiko – resiko dan biaya – biaya proyek di masa dating dapat turun
2.2  Siklus Proyek ( Project Life Cycle )
Menurut H. kurzner dan H.J Thanhain (1986)
            “ Siklus proyek merupakan kegiatan mulai dari awal kemudian bertambah macam dan intensitasnya sampai puncak, turun dan berakhir, yang masing – masing tahap memilik kegiatan – kegiatan khusus baik kompleksitas, ukuran, jadwal, maupun biaya yang diperlukan”.
Kompleksitas suatu proyek tergantung pada :
1.      Jumlah macam ragam kegiatan
2.      Macam dan jumlah hubungan kegiatan didalam suatu proyek dan pihak luar

a)      Konsepsional Proyek :
·         Sasaran
·         Lingkup Kerja
·         Keperluan
·         Kelayakan
b)      Definisi Proyek :
·         Rencana
·         Anggaran
·         Jadwal
·         Dokumen tender
·         Komitmen manajemen
c)      Penyusunan Organisasi :
·         Struktur organisasi
·         Pembentukan tim
·         Tanggung jawab / wewenang
·         Rencana pelaksanaan terinci
d)     Pelaksanaan Proyek :
·         Pengelolaan
·         Pengendalian
·         Merencanakan kembali
·         Pemecahan masalah
e)      Penyelesaian Proyek :
·         Penyusunan dokumen
·         Penugasan kembali ( demobilisasi )
·         Pembubaran organisasi
·         Penutupan proyek

Biasanya dalam setiap akhir tahap diadakan pengkajian dan keputusan apakah proyel tersebut diteruskan atau tidak ketahap berikutnya, Hasil dari setiap tahap terdahulu merupakan masukan utama bagi tahap berikutnya.
Dengan demikian seluruh kegiatan ini merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkesinambungan

2.3  Segitiga Manajemen Proyek
Segitiga Manajemen Proyek atau Project Management Triangle adalah suatu model Manajemen Proyek yang digunakan oleh para Manajer Proyek untuk menganalisis dan memahami kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat penerapan dan pelaksanaan proyek. Boleh dikatakan bahwa hampir semua proyek bakal akan mengalami kendala-kendala dalam pelaksanaannya, baik itu kendala yang berskala besar maupun yang kecil. Namun kendala-kendala tersebut tidak boleh dijadikan penghambat dalam menyukseskan pelaksanaan proyek. Semua kendala harus diatasi dan dicari cara untuk menyelesaikannya.
Pada umumnya, terdapat Tiga Kendala Utama yang saling berketergantungan dalam suatu proyek yaitu Waktu, Biaya dan Lingkup. Ketiga Kendala Utama atau Constraint tersebut juga dikenal dengan Segitiga Manajemen Proyek. Keseimbangan ketiganya sangat menentukan kualitas proyek yang dilaksanakan.

1.      Waktu (Time)
Waktu merupakan salah satu faktor terpenting dalam menangani suatu proyek. Setiap proyek memiliki batas waktu dalam penyelesaiannya, ada yang memerlukan waktu panjang, ada juga memerlukan waktu pendek. Waktu penyelesaian tugas dalam suatu proyek sangat tergantung pada jumlah orang dan pengalaman serta keterampilan orang-orang tersebut dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Kegagalan dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek akan berakibat buruk terhadap organisasi, misalnya terjadi teguran dari pelanggan, denda akibat keterlambatan, mengurangi kepercayaan pelanggan terhadap organisasi dan biaya-biaya lainnya. Salah satu penyebab ataupun alasan terjadinya kegagalan dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek dalam suatu organisasi adalah kurangnya sumber daya yang dimilikinya.
Menurut Buku “Project Management Body of Knowledge (PMBOK)”, proses penanganan waktu dalam manajemen proyek terdiri dari :
1.      Plan Schedule Management (Manajemen Perencanaan Jadwal)
2.      Define Activities (Pendefinisian Kegiatan)
3.      Sequence Activities (Urutan Kegiatan)
4.      Estimate Activity Resources (Estimasi Sumber daya Kegiatan)
5.      Estimate Activity Durations (Estimasi Durasi atau Jangka Waktu Kegiatan)
6.      Develop Schedule (Pengembangan Jadwal)
7.      Control Schedule (Pengendalian Jadwal)
2.      Biaya (Cost)
Setiap proyek memerlukan Biaya dalam pelaksanaannya. Biaya-biaya tersebut diantaranya seperti biaya tenaga kerja, biaya peralatan dan biaya-biaya sumber daya lainnya. Oleh karena itu, penganggaran (Budgeting) atau perkiraan biaya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memastikan proyek yang dijalankan tersebut dibawah biaya tertentu. Kadang-kadang Manager Proyek harus mengalokasikan sumber daya tambahan untuk mencapai batas waktu yang ditentukan sehingga memerlukan biaya tambahan dan juga kemungkinan munculnya biaya penalti akibat keterlambatan dalam penyelesaian proyek.
Beberapa proses dalam penanganan Biaya dalam Manajemen Proyek diantaranya seperti :
1.      Cost Estimating, Estimasi Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
2.      Cost Budgeting, Penganggaran biaya yang menggabungkan estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan, paket pekerjaan dan biaya-biaya kegiatan lainnya sehingga membentuk suatu rencana biaya yang sistematis.
3.      Cost Control (Pengendalian Biaya). Faktor-faktor yang mengakibatkan fluktuasinya biaya dapat dikendalikan dengan beberapa alat manajemen biaya.
3.      Lingkup (Scope)
Lingkup atau Scope yang dimaksud disini adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh pelaksanaan proyek itu sendiri. Hasil akhir tersebut harus didefinisikan secara spesfik dan dikomunikasi ke semua anggota tim yang melaksanakan tugas-tugas dalam proyek. Pada umumnya, komponen utama dalam lingkup adalah kualitas produk akhir. Seorang Manajer Proyek harus mengetahui cara untuk mengelola lingkup atau scope suatu proyek termasuk perubahannya yang akan berdampak pada waktu dan biaya.
2.4  Tahapan Manajemen Proyek
Setiap Proyek akan mengalami enam tahapan seperti dibawah ini :
1.      Project Definition (Pendefinisian Proyek), yaitu mendefinisikan tujuan proyek dan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan agar proyek yang dilaksanakan tersebut berhasil dengan kualitas yang diinginkan.
2.      Project Initiation (Inisialisasi Proyek), yaitu perencanaan awal terhadap sumber daya yang akan digunakan sebelum suatu proyek dimulai.
3.      Project Planning (Perencanaan Proyek), yaitu menguraikan dengan jelas bagaimana sebuah proyek harus dijalankan. Pada Project Planning ini, akan terlihat dengan jelas pentingnya Segitiga Manajemen Proyek yaitu Waktu, Biaya dan Ruang Lingkup suatu Proyek.
4.      Project Execution (Pelaksanaan Proyek), yaitu melakukan pekerjaan agar proyek yang dimaksud tersebut berhasil sesuai dengan keinginan.
5.      Project Monitoring & Control (Pemantauan dan Pengendalian Proyek), yaitu pengambilan langkah-langkah yang diperlukan sehingga pengoperasian proyek berjalan dengan lancar.
6.      Project Closure (Penutupan Proyek), yaitu menerima hasil akhir dari proyek dan menghentikan semua penggunaan sumber daya.

BAB III
PERENCANAAN PROYEK

3.1  Pengertian
Perencanaan Proyek adalah disiplin untuk menyatakan bagaimana untuk menyelesaikan sebuah proyek dalam jangka waktu tertentu, biasanya dengan tahapan yang ditetapkan, dan sumber daya yang ditunjuk. Salah satu pendangan dari perencanaan proyek bagi beberapa aktivitas, antara lain : menetapkan tujuan, mengidentifikasi, perencanaan jadwal, dan membuat rencana mendukung (termasuk yang berkaitan dengan : sumber daya manunsia, metode komunikasi, dan manajemen resiko).
Sebagai elemen penting dari menejemen proyek, perencanaan proyek melibatkan pengembangan tindakan dan penjadwalan yang akan membuat proyek bergerak maju secara konsisten. Bila dilaksanakan dengan baik, perencanaan proyek juga akan mencangkup tanggal target untuk penyelesaian setiap tindakan.
Proses perencanaan lebih memfokuskan pada pemilihan sumber daya yang dibutuhkan untuk proyek, serta menyediakan kerangka kerja umum untuk mencapai tujuaan yang diinginkn. Sebaliknya, perencanaan proyek lebih memfokuskan pada mengidentifikasi dan mengatur tugas individu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap langkah dalam proyek menggunakan sumber daya yang mengidentifikasi dalam perencanaan proses.

Prinsip Perencanaan Proyek :
Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerja bagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan tujuan yang telah disepakati. Prinsip-prinsip yang ada dalam organisasi meliputi :
a)      Tujuan organisasi yang jelas
b)      Tugas yang dilakukan harus jelas
c)      Pembagian tugas yang adil
d)     Penempatan posisi yang tepat
e)      Adanya koordinasi dan integrasi

3.2 Organisasi Proyek
1)      Fungsi sebuah organisasi :
-          Bekerja sama
-          Pengetahuan
-          Karir
2)      Struktur organisasi
Organisasi adalah suatu wadah kegiatan sekelompok manusia atau badan dengan pembagian tugas tertentu untuk mencapai tujuan bersama dengan memanfaatkan sumber daya semaksimal mungkin. Kegiatan  tersebut dapat berupa jasa maupun lainnya sesuai dengan tujuan. Banyak sedikitnya kegiatan dapat mempengaruhi jumlah tenaga sebagai pelaksana kegiatan.
Manajemen Proyek adalah tata cara atau sistem pengelolaan pekerjaan konstruksi dalam mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan metode-metode dan sistematika tertentu. Manajemen suatu proyek pembangunan mempunyai tujuan menyelesaikan proyek sesuai batas waktu dan biaya yang direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal. Oleh sebab itu kerjasama yang baik antar unsur pendukung dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan batas ruang lingkup dan wewenang masing-masing mutlak diperlukan, dan merupakan modal dasar dari kelangsungan suatu proyek menuju keberhasilan.Keberhasilan suatu proyek sangat tergantung dari perilaku atau kegiatan satuan-satuan pendukung pelaksana organisasinya yang dikoordinasikan dalam suatu sistem manajemen. Untuk itu dituntut agar individu-individu atau satuan-satuan dalam organisasi pengelola dapat bekerja sama secara terorganisir untuk mewujudkan sesuai dengan keinginannya, jadwal kegiatan, anggaran keuangan, monitoringdan laporan kemajuan serta segera mengambil langkah-langkah perbaikan bilamana dibutuhkan. Sistem manajemen proyek memberikan tata cara kepada individu-individu dengan berlainan tugasnya, agar mampu bekerja sama untuk mencapai harapan tertentu proyek.
Secara keseluruhan, seorang kepala proyek hanyalah sebagai salah satu unsur pelaksana saja, kepala proyek merupakan penanggung jawab secara keseluruhan daripada mobilitas pelaksanaan proyek. Terdapat struktur organisasi untuk dipilih pada pelaksanaan proyek sesuai jenis proyeknya. Pengelola proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tujuan organisasi sesuai dengan batas menurut spesifikasi sumber daya, dana, waktu, peralatan, teknologi, manusia dan material untuk mencapai standar kualitas kesepakatan sehingga tercapai suatu keuntungan bagi semua belah pihak. Oleh karena itulah maka diperlukan adanya manajemen, perhitungan, perencanaan secara sistematis dan tersusun rapi dalam suatu wadah berbentuk organisasi.

3)      Macam Macam Organisasi
Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa digunakan dalam menyelesaikan suatu proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang dimaksud antara lain :
a)      Organisasi Proyek Fungsional

Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi. Organisasi ini biasanya digunakan ketika suatu bagian fungsional memiliki kepentingan yang lebih dominan dalam penyelesaian suatu proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi tersebut akan diberikan wewenang untuk mengkoordinir proyek.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek ini antara lain proyek dapat diselesaikan dengan struktur dasar fungsional organisasi induk, memiliki fleksibilitas maksimum dalam penggunaan staf, adanya pembauran berbagai jenis keahlian bagi tiap-tiap fungsi serta peningkatan terhadap profesionalisme pada sebuah divisi fungsional.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam organisasi proyek fungsional antara lain proyek biasanya kurang fokus, terdapat kemungkinan terjadinya kesulitan integrasi antar tiap-tiap fungsi, biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama serta motivasi orang-orang yang terdapat dalam organisasi menjadi lemah.

b)      Organisasi Proyek Tim Khusus

Dalam organisasi proyek tim khusus, organisasi akan membentuk tim yang bersifat independen. Tim ini bisa direkrut dari dalam dan luar organisasi yang akan bekerja sebagai suatu unit yang terpisah dari organisasi induk. Seorang manajer proyek full time akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk memimpin tenaga-tenaga ahli yang terdapat dalam tim.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek tim khusus yakni tim akan terbentuk dengan bagian-bagian yang lengkap dan memiliki susunan komando tunggal sehingga tim proyek memiliki wewenang penuh atas sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran proyek, sangat dimungkinkan ditanggapinya perubahan serta dapat diambil sebuah keputusan dengan tepat dan cepat karena keputusan tersebut dibuat oleh tim dan tidak menunda hierarki, status tim yang mandiri akan menumbuhkan identitas dan komitmen anggotanya untuk menyelesaikan proyek dengan baik, jalur komunikasi dan arus kegiatan menjadi lebih singkat, mempermudah koordinasi maupun integrasi personil serta orientasi tim akan lebih kuat kepada kepentingan penyelesaian proyek.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemukan dalam organisasi proyek ini adalah biaya proyek menjadi besar karena kurang efisien dalam membagi dan memecahkan masalah dalam penggunaan sumber daya, terdapat kecendrungan terjadinya perpecahan antara tim proyek dengan organisasi induk serta proses transisi anggota tim proyek untuk kembali ke fungsi semula jika proyek telah selesai akan terasa sulit karena telah meninggalkan departemen fungsionalnya dalam waktu yang lama.
c)      Organisasi Proyek Matriks

Organisasi proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek yang melekat pada divisi fungsional suatu organisasi induk. Pada dasarnya organisasi ini merupakan penggabungan kelebihan yang terdapat dalam organisasi fungsional dan organisasi proyek khusus.
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam bentuk organisasi ini yaitu manajer proyek bertanggung jawab penuh kepada proyek, permasalahan yang terjadi dapat segera ditindaklanjuti, lebih efisien karena menggunakan sumber daya maupun tenaga ahli yang dimiliki pada beberapa proyek sekaligus serta para personil dapat kembali ke organisasi induk semula apabila proyek telah selesai.
Adapun beberapa kekurangan yang terdapat dalam bentuk organisasi proyek ini antara lain manajer proyek tidak dapat mengambil keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan personil karena keputusan tersebut merupakan wewenang dari pada departemen lain, terdapat tingkat ketergantungan yang tinggi antara proyek dan organisasi lain pendukung proyek serta terdapat dua jalur pelaporan bagi personil proyek karena personil proyek berada dibahwah komando pimpinan proyek dan departemen fungsional.
d)     Organisasi Proyek Virtual

Organisasi proyek virtual adalah suatu bentuk organisasi proyek yang merupakan aliansi dari beberapa organisasi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Struktur kolaborasi ini terdiri dari beberapa organisasi lain yang saling bekerjasama dan berada disekelilin perusahaan inti.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam susunan organisasi proyek virtual ini antara lain terjadi pengurangan biaya yang signifikan, cepat beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi serta adanya peningkatan terhadap fleksibilitas usaha.
Sedangkan beberapa kekurangan yang terdapat dalam organisasi ini yakni proses koordinasi keprofesionalan dari berbagai organisasi yang berbeda dapat menjadi hambatan, terdapat potensi terjadinya kehilangan kontrol pada proyek serta terdapat potensi terjadinya konflik interpersonal.


BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN PROYEK

4.1 Pengertian
A.    Pelaksanaan Proyek
Setelah menandatangani kontrak pekerjaan konstruksi maka pihak kontraktor wajib untuk segera bekerja lapangan. Untuk dapat segera bekerja banyak kegiatan yang harus dilakukan, seperti membuat perencanaan pelaksanaan pekerjaan, melengkapi semua dokumen yang diperlukan, pengecekan di lapangan dan lain lain. Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.

B.     Pengawasan Proyek
Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian atau perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan peraturan yang berlaku dengan bertujuan agar hasil  dari kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan  proyek.


4.2 Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas.
Penjadwalan dibutuhkan untuk membantu:
·         Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.
·         Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
·         Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
·         Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek :
·         kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu proyek diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
·         keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek selanjutnya.
·         alasan social politis lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah.
·         kondisi alam dan lokasi proyek.
·         keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.
·         ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan material pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut.
·         kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung.
·         produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis.
·         cuaca, musim dan gejala alam lainnya.
·         referensi hari kerja efektif.

4.3 Jaringan Kerja
Teori Jaringan Kerja merupakan salah satu analisis Teknik Riset Operasional yang berhubungan dengan Manajemen Proyek. Proyek adalah satu kombinasi kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan, yang harus dilakukan dalam urutan tertentu sebelum keseluruhan tugas dapat diselesaikan.
Urutan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara logis, yaitu mulai dari pelaksanaan satu kegiatan sampai dengan kegiatan lainnya diselesaikan. Teknik analisis jaringan kerja yang dikembangkan dipergunakan dalam perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.
Ada dua teknik analisis yang dikembangkan :
·         Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
CPM merupakan suatu metode yang dirancang untuk mengoptinalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan biaya seminimal mungkin. Metode jaringan kerja (network) dengan menggunakan jalur kritis.

·         Metode PERT (Project Evaluation and Review Technique).
PERT merupakan suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu.
PERT juga dapat diartikan sebagai suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek. Dalam metode PERT dan CPM masalah utama yaitu teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan-pekerjaan yang telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya.

Kegunaan dari jaringan kerja, yaitu :
·         Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang kompleks
·         Membuat Perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis
·         Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya
4.4 Contoh Pengelolaan dan Pemantauan Proyek
1)      Rapat rutin untuk memantau perkembangan dan mengatasi problema
2)      Rapat rutin untuk mengambil keputusan
3)      Rapat rutin menjadi “One Stop Center” untuk mengambil keptusan

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1     Latar Belakang Lahan gambut merupakan salah satu lahan subop...

KLIK